Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan

Rancangan produk adalah hasil dari pengembangan suatu strategi bisnis (business strategy) dan merupakan kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut pandangan ini, “Anda harus membuat apa yang dapat dijual”. Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan.”

Jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi
Jenis produk terdiri dari berikut ini:
a.      Shopping Goods
Barang yang memerlukan pertimbangan kualitas, harga, gaya kemasan dan jenis.  Contohnya : TV, jam tangan, kulkas, permata, dan sebagainya.
b.      Convinience Goods
Barang konsumsi yang sifatnya mudah dicari bila diperlukan setiap saat dan tersedia di took / warung terdekat.  Contohnya : es krim, rokok, sabun, gula, permen dan sebagainya.
c.       Speciality Goods
Barang kebutuhan konsumen, tetapi memerlukan pelayanan khusus dan terdapat ditoko / tempat tertentu.  Contohnya : mobil mewah, jam tangan mewah, permata dan sebagainya.
Ditinjau dari proses, produk dibagi menjadi produk massa dan produk pesanan.  Produk massa adalah produk yang dibuat secara terus menerus dan berujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar.  Jumlah produk yang dihasilkan relatif banyak dan sejenis.  Contoh : semen, sabun, TV, handphone, pasta gigi, sampo.
Adapun produk pesanan adalah produk yang dibuat secara terputus-putus dan bertujuan untuk memenuhi pesanan pelanggan.  Jumlah produk yang dihasilkan terbatas sesuai jumlah pesanan dan produknya beraneka ragam sesuai pesanan.  Contoh : cetakan undangan, kartu nama, kusen rumah.
Jumlah Produk yang akan diproduksi:
1.            Pendekatan Mikro
Biaya marjinal (MC) adalah satu faktor pada perubahan biaya variable rata rata(AVC) dan otomaits biaya total rata rata (AC) ikut berubah, contoh bila nilai MC lebih kecil dari AC, maka nilai AC juga akan turun, sebaliknya bila nilai MC lebih besar dari nilai AC, maka nilai AC juga ikut naik.
Bila kondisi perusahaan MR = MC (pendapatan  marjinal  =  biaya marjinal), ini merupakan satu faktor perusahaan memperoleh keuntungan maksimal.
Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)
Marginal Revenue merupakan Tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai hasil dari penjualan satu unit produk lagi.
Analisi Keseimbangan Umum (general equilibrium analysis)
Analisis Keseimbangan Umum, membahas hubungan antara pasar yang satu dengan pasar yang lainnya,khususnya antara pasar barang dan pasar faktor sebagai satu keseluruhan(general). karena kenyataannya harga dipasar yang satu ikut mempengaruhi harga di pasar-pasar yang lain, baik dalam jangka panjang maupun pendek. setiap perubahan permintaan atau penawaran di pasar yag satu berkaitan dengan dan ikut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar yang lain.
Linear programming (LP)
adalah suatu pendekatan matematis untuk menyelesaikan suatu permasalahan agar didapatkan hasil yang optimal.Permasalahan yang sering diselesaikan dengan Linear Programming adalah dalam pengalokasian factor-faktor produksi yang terbatas jumlahnya terhadap berbagai kemungkinan produksi sehingga didapatkan manfaat yang optimal (maksimal dan minimal).Sasaran maksimal, misalnya secara efisien sehingga manfaat yang ingin dicapai (jumlah produksi/nilai penjualan/laba, dan lain-lain) menjadi maksimal. Sasaran minimal misalnya, bagaimana mencari kombinasi produksi agar penggunaan faktor-faktor produksi minimal tetapi manfaat yang dicapai (dari kombinasi produksi) tidak lebih rendah dari angka yang diinginkan ( Tarigan, 2005).
Product Life Cycles
Awal mula timbulnya konsep product life cycle (PLC) atau siklus kehidupan produk tidaklah diketahui dengan persis. Tetapi sejak Raymon Prescott memanfaatkan kurva “S shape” untuk menggambarkan trend penjualan mobil di Amerika Serikat pada tahun 1992, makal tatkala itulah sesungguhnya telah dibeberkan konsep PLC.
trategi Pengenalan Produk Tiga cara mendasar memandang proses pengenalan produk baru
1.      Menarik Pasar (Market-Pull)
Menurut pandangan ini, anda harus membuat apa yg harus dijual. Dalam hal ini produk baru ditentukan oleh pasar dengan sedikit perhatian terhadap teknologi dan proses produksi yang ada. Kebutuhan pelanggan dasar utama untuk memperkenalkan produk baru. Menurut pandangan ini seseorang dapat menentukan jenis produk baru yg dibutuhkan melalui penelitian pasar dan umpan balik pelanggan. Kemudian produk ini diproduksi.
2.      Mendorong Teknologi (Technology-Push)
Pandangan ini menyarankan bahwa anda harus menjual apa yg anda dapat buat jadi produk baru diperoleh dari teknologi produksi, dgn sedikit perhatian terhadap pasar. Ini merupakan tugas pemasaran untuk menciptakan pasar dan menjual produk yg dibuat. Pandangan ini dipengaruhi oleh penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan perubahan operasi. Melalui penelitian dan pengembangan serta operasi yang agresif, diciptakan produk yang superior dan memiliki keuntungan alami di pasar
3.      Antarfungsional (Interfuction)
Antar fungsional (Interfunctional) Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi, keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan inovasi produk atau jasa baru diperlukan kombinasi dari kedua model pertama yaitu proses technical-linking dan need-linking. Selain

Proses Pengembangan Produk Baru
Banyaknya perusahaaan semakin menyadari bahwa pengembangan produk baru dan perbaikan produk secara terus menerus merupakan kunci pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi persaingan modern, perusahaan yang tidak melakukan usaha inovasi akan menghadapi risiko lebih besar untuk kehilangan pasarnya. Konsumen dan industri pemakai selalu menginginkan produk baru dan produk lebih “baik” yang dapat meningkatkan pemenuhan kepuasan mereka.
Masing-masing organisasi mungkin menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengembangkan produk baru, tetapi langkah-langkah yang diikuti dalam pengembangan produk baru biasanya adalah sama. Gambar 2 menunjukkan proses pengembangan produk baru, yang terdiri atas 5 (lima) langkah sebagai berikut:
1.      Pencarian gagasan. Sumber utama gagasan-gagasan produk baru adalah dari pasar, atau teknologi yang telah ada. Gagasan-gagasan pasar merupakan berbagai kebutuhan dan keinginan para konsumen (langganan) yang belum terpenuhi. Identifikasi kebutuhan-kebutuhan pasar ini dapat mengarahkan pengembangan teknologi dan produk baru untuk memenuhinya. Disamping itu, gagasan produk baru dapat juga berasal dari observasi terhadap produk-produk sekarang, pendapat para penyalur, para ahli, pesaing, orang-orang penjualan, dan manajemen puncak.
2.      Seleksi produk. Tidak semua gagasan harus dikembangkan menjadi produk-produk baru. Gagasan produk baru perlu memenuhi paling tidak tiga kriteria : (1) potensi pasar, (2) kelayakan finansial, dan (3) kesesuaian operasi. Sebelum suatu gagasan produk baru dijadikan disain pendahuluan, maka harus dianalisa atas dasar tiga kriteria tersebut.
3.      Disain produk pendahuluan. Tahap proses disain produk ini bersangkutan dengan pengembangan disain terbaik bagi gagasan produk baru. Apakah hal ini merupakan tahap terpisah dalam urutan kegiatan-kegiatan disain atau tidak, disain pendahuluan biasanya dicurahkan untuk pengembangan beberapa alternatif disain yang memenuhi ciri-ciri konsepsual produk terpilih. Sebagai contoh, bila perusahaan manufaktur memutuskan untuk memproduksi lemari es, pertanyaan-pertanyaan tentang model, kapasitas penyimpanan, ukuran motor, dan sebagainya, akan dihadapinya. Selama disain pendauhuluan, perusahaan juga perlu menetapkan atribut-atribut kunci produk, yaitu reliabilitas (frekuensi kerusakan komponen-komponen), maintainability (kemudahan untuk reparasi dan pemeliharaan), dan umur kehidupan produk (antisipasi periode penggunaan).
Bila disain pendahuluan disetujui, bagian penelitian dan pengembangan produk perusahaan kemudian perlu membuat prototype-prototype untuk pengujian dan analisis selanjutnya. Dalam hal ini, perusahaan akan menghadapi “trade offs” antara biaya, kualitas dan nilai produk (lihat dibelakang). Hasilnya seharusnya berupa disain produk yang dapat bersaing di pasar dan dapat diproduksi melalui operasi-operasi perusahaan.

4.      Pengujian (testing). Pengujian terhadap protoype-prototype ditujukan pada pengujian pemasaran dan kemampuan teknikal produk. Satu cara untuk menilai potensi pemasaran adalah dengan melakukan uji pasar. Protoype produk baru dilempar ke sekelompok konsumen untuk dicoba, guna mengetahui pendapat mereka. Maksud uji pasar ini adalah untuk mendapatkan data kuantitatif tentang pendapat konsumen terhadap suatu produk baru.
Di samping itu, prototype juga harus diuji secara teknik untuk mengetahui kemampuan teknikal produk baru sebelum manajemen menyetujui disain produksi akhir.
5.      Disain akhir (final). Dalam tahap disain akhir, spesifikasi-spesifikasi produk dan komponen-komponennya dan gambar-gambar perakitan disusun, yang memberikan basis bagi proses produksinya. Sebagai hasil pengujian prototype, perubahan-perubahan tertentu mungkin perlu dimasukkan dalam disain akhir. Bila perubahan-perubahan dilakukan, produk hendaknnya diuji kembali untuk menjamin nilai produk.
Bagi perusahaan-perusahaan jasa, tahap disain akhir bersangkutan dengan penetapan standar-standar dan prosedur-prosdur pelayanan. Sebagai contoh, dalam kasus sebuah bank, standar waktu tunggu berbagai tipe pelayanan bank dapat ditentukan.

Pengembangan produk baru ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena adanya berbagai hambatan, antara lain :
1.      Kurangnya gagasan (ide) pengembangan produk baru yang baik.
2.      Kondisi pasar yang semakin bersaing, karena banyaknya pesaing dan berbagai produk substitusi.
3.      Batasan-batasan yang semakin bertambah dari masyarakat dan pemerintah. Sebagai contoh, perlindungan akan keselamatan lingkungan, dan keamanan pemakaian produk.
4.      Biaya proses pengembangan produk yang sangat mahal ; karena untuk dapat menghasilkan beberapa produk baru, perusahaan harus mengembangkan sejumlah besar gagasan produk baru. Dan dari sejumlah besar gagasan ini hanya sedikit yang sukses diperkenalkan ke pasar sebagai produk. David Uman telah menggambarkan proses eliminasi ini secara grafik dalam gambar 2-3. Studinya tentang mortalitas (keguguran) gagasan-gagasan produk baru pada 51 perusahaan menunjukkan bahwa hanya ada satu dari 60 gagasan produk baru yang menghasilkan suatu produk yang sukses. Pengurangan gagasan terbesar terjadi sebelum disain pendahuluan mulai. Jadi, perusahaan harus lebih menitik beratkan perhatiannya pada tahap seleksi produk awal dan analisis yang berhubungan dengan tahap ini.
5.      Tingginya tingkat kegagalan produk baru dalam pemasarannya, karena ternyata tidak memenuhi pengharapan konsumen atau tidak dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan kinsumen.
6.      Jangka waktu kehidupan produk baru yang pendek, karena setelah produk baru secara komersial sukses, maka dalam waktu singkat banyak perusahaan lain meniru dan membanjiri pasar dengan produk mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami paparan deskriptif, naratif, argumentatif, atau persuasif tentang produk/jasa

Proses Produksi Massal